Beberapa hari terakhir seorang etnomusikolog Endo Suanda menjadi ‘anak kos’ di pondokan saya di tepi sungai di sudut kota Denpasar. Pak Endo – demikian saya memanggil beliau – berasal dari sebuah kampung di Jawa Barat, pelaku seni-budaya tradisional Sunda, yang mengenyam pendidikan seni di jenjang S2 dan S3 di Amerika, yang sangat rapi mengarsip dan mendokumenterkan berbagai ragam kesenian daerah dan peralatan music serta berbagai ‘geliat kesenian’ tanah air.