Notice: Constant DATE_RFC7231 already defined in /home/tikarori/lpsn.org/includes/bootstrap.inc on line 258

Deprecated: Methods with the same name as their class will not be constructors in a future version of PHP; views_display has a deprecated constructor in /home/tikarori/lpsn.org/sites/all/modules/views/includes/view.inc on line 2553

Deprecated: Methods with the same name as their class will not be constructors in a future version of PHP; views_many_to_one_helper has a deprecated constructor in /home/tikarori/lpsn.org/sites/all/modules/views/includes/handlers.inc on line 753

Deprecated: Methods with the same name as their class will not be constructors in a future version of PHP; panels_cache_object has a deprecated constructor in /home/tikarori/lpsn.org/sites/all/modules/panels/includes/plugins.inc on line 117
| LPSN
Menampilkan 1 - 12 dari 23 artikel

Melacak Jejak Ajeng Cileungsi Bogor*

Oleh Takhsinul Khuluq
Kekayaan budaya Sunda berupa kesenian Ajeng Cileungsi, Bogor telah lenyap sejak kurang lebih tiga dasawarsa lalu. Di tempat kesenian itu berasal, tepatnya di Kampung Empu, Desa Situsari, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, hanya tersisa satu pemainnya yang masih hidup, yaitu Zahari atau lebih dikenal dengan panggilan Abah Iroh. Lelaki sepuh berusia 67 tahun ini adalah mantan pemain Ajeng yang kebagian memainkan saron dan memerankan karakter kedok Cepot. Ia adalah anggota termuda dalam kelompok ini. 

Di Bawah Lambaian Petai: Upacara Seren Taun Kampung Sindangbarang, Kabupaten Bogor

Oleh Takhsinul Khuluq

Minggu pagi itu, udara sejuk dan sinar mentari yang hangat menghampar di Kampung Sindangbarang, Bogor. Suasana ramai terlihat di setiap sudut kampung. Para gadis kecil dengan dandanan molek tampak bercanda-ceria dengan senyum yang selalu mengembang. Para penduduk  tampak sibuk mempersiapkan ubo-rampe sebuah upacara tradisi. Sementara itu, saya dan para pengunjung lain (wisatawan, wartawan, mahasiswa, dll) sibuk ke sana-ke mari: motret setiap sudut kampung dengan segala suasananya. 

Religi dan Kesenian

Oleh Endo Suanda

Disampaikan di Jakarta, 6 Juni 2015 sebagai makalah dalam Diskusi Pengantar Pameran Religi & Kesenian: Teruntuk Sang Maha Indah

A. Kesenian, Religi, dan Kebudayaan

Ruang Gerak Tubuh dalam Tari

Dalam rangkaian kegiatan Belajar Bersama Maestro (BBM) dengan maestro Irawati Durban hari kedua, hadir Endo Suanda, Direktur Lembaga Pendidikan Seni Nusantara dan Direktur Yayasan Tikar Media Budaya Nusantara. Endo Suanda datang sebagai pembicara dan pemberi materi Ruang Gerak Tubuh dalam Tari kepada para peserta BBM 2015. Materi yang dibawakan oleh Endo Suanda disampaikan di Villa Mawar, Wisma Pandawa, Bandung, Jumat (26/6/2015).

Tari Saman: Perkembangan, Pelaksanaan, dan Fungsinya

Oleh Dr. Rajab Bahry, M.Pd.

A. Pendahuluan

Hampir setiap masyarakat atau suku mempunyai budaya yang menonjol dan masih dipelihara dan dipertahankan oleh masyarakat yang bersangkutan, dan mungkin saja budaya dari masyarakat tersebut malah digemari oleh masyarakat lain sehingga dikenal secara nasional dan mungkin juga dikenal secara internasional. Budaya yang ada pada setiap daerah tidak bisa dilepasakan dari bahasa karena bahasa tersebut sebagai alat pengembangan budaya. Dengan demikian, pengembangan budaya selalu seiring dengan pengembangan bahasa.

Tari Saman Gayo: Sebuah Percakapan dengan Syeh Atif

Oleh:  L.K. Ara

Atif  seorang  lelaki  desa  tinggal  di  Blangkejeren, Kab. Gayo Lues, mempunyai keahlian bermain Tari Saman Gayo. Sebagai syeh, Atif  telah beruntung dapat menjenguk negeri Amerika  Serikat.  Ketekunan dan kebolehannya bermain tari Saman telah membawa keberuntungan  bagi pegawai  kantor  kecamatan Depdikbud ini dapat  melihat sejumlah kota  besar di negeri Paman Sam itu,  seperti Washington  DC,  Los Angelos   dan  lain-lain.  Kesempatan  itu  diperolehnya   ketika berlangsung  KIAS, kesenian Indonesia di pagelarkan  di  Amerika Serikat tahun l990.

Seni Kuntulan: Hadirnya Setiap Malam dan Semalam Suntuk

Oleh Hasnan Singodimayan

Judul diatas terjemahan dari bahasa Arab “Hadara Kuntu Lailan”, kemudian diadopsi dalam bahasa Using, menjadi “Handrah Kuntulan”, sering disingkat dengan nama “Kuntulan”. Suatu bentuk kesenian yang sama dengan “Saman” di Aceh.

Rupanya nuansa malam bagian dari kerinduan bangsa Arab untuk dipuja dan dinanti – nanti, sama dengan kerinduan bangsa Nusantara pada pantainya, pada gunungnya. Baik yang berada di Serambi Makkah, maupun yang berada di Selat Pulau Dewata, Seribu Pura.

Kemidi Rudat: Wujud Seni Islam dalam Masyarakat Sasak Lombok

Oleh Murahim

Setiap daerah memiliki satu bentuk kesenian yang menjadi identitas daerah tersebut. Masing-masing bentuk kesenian daerah merupakan ciri khas dan menjadi corak budaya daerah asal kesenian itu. Oleh karena itu, kesenian daerah merupakan puncak-puncak budaya yang terdapat di daerah dan menjadi simbol masyarakat pemiliknya. Terciptanya suatu kesenian (pertunjukan) secara konseptual akan berpedoman pada sistem nilai budaya yang mengelilinginya dan khas sesuai dengan budaya daerah tersebut (Bandem, 1988:50).

Kesenian Bernuansa Islam Minangkabau

Oleh Ediwar

Sekilas Kesenian Bernuansa Islam Masa Lampau

 Kesenian bernuansa Islam tumbuh dan berkembang pada awalnya di lingkungan surau. Pada zaman keberjayaan surau, kesenian bernuasa Islam tersebut lebih mengutamakan ke arah penyempurnaan pola hidup di dunia dan menuju akhirat. Seni bernafaskan Islam pada masa-masa itu lebih mengutamakan memperhalus rasa dan pikiran, karena itu setiap kegiatan syarak disegarkan oleh kegiatan kesenian  bernafaskan Islam.

Kisah Gitar Bambu di Kopi Kultur

Beberapa hari terakhir seorang etnomusikolog Endo Suanda menjadi ‘anak kos’ di pondokan saya di tepi sungai di sudut kota Denpasar. Pak Endo – demikian saya memanggil beliau – berasal dari sebuah kampung di Jawa Barat, pelaku seni-budaya tradisional Sunda, yang mengenyam pendidikan seni di jenjang S2 dan S3 di Amerika, yang sangat rapi mengarsip dan mendokumenterkan berbagai ragam kesenian daerah dan peralatan music serta berbagai ‘geliat kesenian’ tanah air.

Tentang Kurikulum 2013

Rupanya beberapa hari ini tampang saya muncul di sebuah advertensi di televisi. Sampai detik ini saya sendiri belum tertarik melihatnya. Tapi saya senang sesekali mengerjakan sebuah iklan layanan masyarakat. Khususnya untuk mempromosikan “Kurikulum 2013″.

Banyak yang bertanya mengapa saya bersedia jadi “bintang iklan” untuk sesuatu yang kontroversial. Tidakkah saya hanya dimaanfatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk agenda mereka?

Tentang Komunitas dan Identitas

Oleh Goenawan Mohamad

Komunitas: sebuah kelompok yang menganggap diri atau dianggap punya sifat atau minat yang sama dan melihat dirinya berbeda dalam beberapa hal dari masyarakat yang lebih luas.

Saman: bagian kehidupan yang diciptakan untuk “merayakan komunitas.” Tampak dalam acara bejamu saman. Wajar jika tarian ini bisa bertaut dengan agama. Agama:  “the celebration of the community”- Ernest Gellner.

·         “Religion is link to the celebration of the community...” :Ernest Gellner (1925-1995)

 

Pages

Zircon - This is a contributing Drupal Theme
Design by WeebPal.